Fondasi Kasih Allah

Kebanyakan dari kita tidak tahu apa artinya ketika kita berbicara tentang kasih. Kasih adalah kesukaan terbesar seseorang terhadap orang lain. Yesus menuntut agar kesukaan itu ditujukan kepada-Nya (Lukas 14:26). Ketika Roh Kudus memenuhi hati kita dengan kasih Allah, kita dengan mudah menempatkan Yesus sebagai yang pertama. Namun, kita juga harus belajar mengerjakan apa yang telah dikerjakan Allah. Kita harus bertindak berdasarkan kasih yang Ia taruh di dalam hati kita.
Sebelum kita dapat melakukannya, Allah harus membuang kepura-puraan kita. Melalui Roh Kudus, Ia menyingkapkan kepada kita mengapa Ia mengasihi kita, bukan karena kita patut dikasihi, tetapi karena kasih adalah watak-Nya. Allah meminta kita untuk menunjukkan kasih yang sama kepada orang lain. Ia membawa orang-orang yang tidak kita sukai atau hormati ke dalam hidup kita, lalu meminta kita mengasihi mereka sebagaimana Ia telah mengasihi kita.
Kita tidak dapat menjangkau kasih tersebut sekalipun berjinjit. Beberapa dari kita mencoba hal itu, tetapi mereka segera menjadi letih oleh usaha tersebut. Lihatlah ke dalam diri Anda dan perhatikan bagaimana Allah telah berurusan dengan Anda. Pengetahuan bahwa Allah telah mengasihi Anda sampai mentok—sampai ujung dosa, keegoisan, dan kesalahan Anda—akan mengirim Anda ke dalam dunia kasih dengan cara yang sama. Kasih Allah kepada Anda tiada habisnya. Anda harus mengasihi orang lain dari fondasi kasih ini, bukan dengan berjinjit, tetapi dengan melakukan lompatan tinggi untuk menelantarkan diri.
Kasih yang alami atau kasih ilahi akan lenyap kecuali Anda menumbuhkannya. Kasih itu spontan tetapi harus dirawat dengan disiplin. Bertumbuh dalam anugerah akan menghentikan saat-saat Anda merasa terganggu. Anda terganggu karena ada seseorang di dalam hidup Anda yang tidak Anda sukai. Pikirkan betapa Anda juga sebenarnya tidak disukai Allah! Apakah Anda siap untuk menjadi sangat mirip dengan Yesus sehingga kehidupan dan keindahan-Nya bersinar melalui Anda setiap saat?