Kepekaan Mengenali Iman

Kita memiliki gagasan bahwa Allah memberi upah atas iman kita. Ini mungkin benar pada tahap-tahap awal kehidupan kita bersama Dia. Namun, kita tidak memperoleh apa pun oleh iman. Iman membawa kita ke dalam hubungan yang benar dengan Allah dan memberi kesempatan kepada Allah untuk melakukannya.
Jika Anda hidup bersama Allah, Ia sering kali akan meruntuhkan fondasi pengalaman Anda untuk membawa Anda bersentuhan langsung dengan-Nya. Allah ingin agar Anda memahami bahwa itu sebuah kehidupan iman, bukan kegiatan menikmati berkat-berkat-Nya secara emosional. Kehidupan iman Anda sebelumnya sangat sempit dan menegangkan, berada di sekitar kemilau kecil pengalaman yang memiliki akal sehat dan iman di dalamnya. Itu penuh dengan terang dan keindahan. Lalu Allah menarik berkat-berkat-Nya—tidak semuanya, tetapi hanya berkat-berkat yang Anda sadari—untuk mengajar Anda hidup oleh iman. Sekarang Anda jauh lebih berharga daripada Anda yang dahulu pada hari-hari sukacita yang Anda sadari dan kesaksian yang menggembirakan.
Pada dasarnya iman harus diuji. Ujian iman yang sejati bukanlah ketika kita mendapati diri kita sulit untuk percaya kepada Allah tetapi ketika karakter Allah harus dibersihkan di dalam pikiran kita. Ketika sedang bekerja, iman harus melalui semacam isolasi yang tak terkatakan. Jangan pernah mencampuradukkan ujian iman dengan disiplin kehidupan yang biasa. Banyak hal yang kita sebut sebagai ujian iman sesungguhnya merupakan hasil yang tak terhindarkan dari menjadi hidup. Di dalam Alkitab, iman berarti memercayai Allah di hadapan segala sesuatu yang menentang-Nya. Iman berkata, “Apa pun yang dilakukan Allah, saya akan tetap memercayai karakter-Nya.” Meski “Ia hendak membunuh aku”, tetapi aku berharap kepada-Nya (Ayub 13:15). Ini adalah ungkapan iman yang paling agung di seluruh Alkitab.