Pandanglah Lagi dan Sucikan

Pesan yang sederhana selalu menjadi teka-teki bagi orang yang berbelit-belit. Inilah yang Yesus maksudkan, “Allah memelihara mereka yang mencari kerajaan-Nya. Maka, carilah kerajaan-Nya dan jangan khawatirkan apa pun juga.” Namun, kita tidak akan pernah dapat menyimpan pesan ini dalam hati kita jika kita tidak memiliki kesederhanaan Yesus.
Menjadi sederhana berarti memusatkan diri pada hubungan kita dengan-Nya. Saat kita membuat segalanya rumit, khawatir berlebihan, dan merasa lebih lebih tahu daripada Allah, maka kita telah keluar dari persekutuan rohani dengan Allah. Kita tersesat dalam urusan duniawi, dan melupakan janji-Nya tentang “terlebih lagi”. Yesus membandingkan kita dengan “burung-burung di langit” (Matius 6:26). Satu-satunya tujuan hidup burung adalah mengikuti prinsip hidup dalam diri mereka. Prinsip apakah yang ada di dalam kita? Yesus berkata bahwa jika kita mempunyai hubungan yang benar dengan-Nya, menaati Roh-Nya di dalam diri kita, Allah akan memelihara urusan-urusan kita.
Menjadi sederhana berarti bertumbuh di mana kita ditanam. “Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh,” kata Yesus (ay. 28). Banyak dari kita menolak untuk tumbuh di tempat Allah menanam kita. Akibatnya, kita tidak pernah berakar kuat dan mekar sempurna. Yesus berkata bahwa kita tidak perlu mengejar hal-hal yang kita pikir kita butuhkan. Jika kita mengikuti kehidupan yang dikaruniakan Allah kepada kita, Dia akan mengurus sisanya.
Menjadi sederhana berarti menyucikan setiap saat bagi Allah. Penyucian adalah tindakan memisahkan diri untuk satu hal khusus—mencurahkan perhatian dan perbuatan kita untuk hal itu. Kita tidak dapat menyucikan diri bagi Allah sekali untuk selamanya. Kita harus menyucikan diri terus-menerus, setiap waktu dan dalam setiap tindakan. Dengan demikian, kita akan mengalami kemerdekaan sesungguhnya: merdeka untuk melakukan pekerjaan Allah, menjalani kehidupan yang luar biasa sederhana, dan mengenyahkan segala kebingungan, kegelisahan, serta kekhawatiran.