Apa yang Harus Ditolak

Pernahkah Anda menolak segala hal yang rahasia dan memalukan, segala pikiran dan perilaku yang tidak diizinkan oleh kehormatan Anda untuk dibawa ke tempat terang? Anda tahu bahwa Anda bisa saja menyembunyikan hal-hal itu dengan mudah. Adakah sebuah pikiran di dalam hati Anda menyangkut orang lain yang tidak ingin Anda ungkapkan? Tolaklah pikiran itu ketika itu mencoba muncul di permukaan. Tolaklah segala pikiran demikian sampai tidak ada hal yang tersembunyi, curang, atau menipu ditemukan di dalam diri Anda.
Iri hati, cemburu, fitnah—semua hal ini tidak selalu muncul dari watak berdosa Anda, tetapi dari tubuh Anda yang dipakai untuk hal-hal tersebut pada hari-hari yang telah lalu. “Jadi, karena Kristus telah menderita secara badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian¬—karena siapa yang telah menderita secara badani, ia telah berhenti berbuat dosa” (1 Petrus 4:1). Pertahankan sikap berjaga-jaga senantiasa terhadap kedagingan Anda supaya tidak ada hal memalukan terjadi di dalam hidup Anda.
“Kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah . . .” (2 Korintus 4:2). Menolak kelicikan berarti meninggalkan argumen-argumen curang dan licik yang mengizinkan Anda menegaskan maksud Anda. Kelicikan adalah sebuah perangkap besar. Anda tahu bahwa Allah akan membiarkan Anda bekerja dalam satu cara saja—benar-benar jujur dan selaras dengan Injil. Jangan pernah mencoba menjebak orang dengan cara apa pun. Penghakiman Allah akan turun ke atas Anda jika Anda melakukannya.
Jangan menumpulkan kepekaan Anda ketika mengabdi bagi kemuliaan Allah, dan jangan pernah membandingkan diri Anda dengan orang lain. Orang lain mungkin bekerja dengan cara-cara yang nyaman bagi mereka tetapi curang dan licik bagi Anda. Jika Anda mau terlibat dalam metode-metode seperti itu, itu berarti Anda memakai kelicikan untuk mencapai sebuah tujuan selain kemuliaan-Nya dan menumpulkan motif yang diberikan Allah kepada Anda. Ingatlah bahwa Allah telah mengaruniakan kepada Anda sudut pandang yang berbeda, yaitu sudut pandang-Nya sendiri. Banyak orang akhirnya mundur karena takut melihat segala sesuatu dari sudut pandang Allah.