Abraham mendirikan mezbah di situ . . . diikatnya Ishak, anaknya itu.
Kejadian 22:9
Niat Abraham untuk mengorbankan putranya kepada Allah sesungguhnya baik, tetapi bukan itu persembahan yang dikehendaki Allah. “Ia berfirman: ‘Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku’” (Kejadian 22:12). Allah tidak menginginkan kematian Ishak; yang Dia inginkan adalah kehidupan Abraham.
Kita melakukan sesuatu yang mirip dengan kesalahan Abraham. Kita mengira bahwa apa yang paling dikehendaki Allah dari kita adalah pengorbanan diri sampai mati. Namun, yang Allah inginkan dari kita adalah pengorbanan melalui kematian yang memampukan kita untuk melakukan apa yang telah Yesus lakukan, yaitu mempersembahkan hidup kita. Gagasannya bukanlah “Aku rela mati bersama Yesus,” tetapi “Aku rela menjadi sama dengan kematian Yesus, supaya aku dapat mempersembahkan hidupku kepada Allah.” Tidak ada satu bagian pun di dalam Alkitab yang menyatakan bahwa Allah meminta kita untuk mengorbankan segala sesuatu hanya demi pengorbanan itu sendiri. Dia meminta kita untuk mengorbankan segala sesuatu demi satu-satunya hal yang paling berharga, yaitu hidup bersama-Nya.
Allah mendisiplinkan Abraham untuk menunjukkan kepadanya apa yang keliru dari keyakinannya. Disiplin yang sama ini berlaku pula dalam hidup kita. Tujuannya adalah untuk melepaskan ikatan yang membatasi hidup Kristus di dalam kita, supaya kita dapat mulai menjalin hubungan dengan-Nya. Kita mungkin akan ditantang dan didisiplin hingga kita akhirnya menyadari bahwa tidak ada gunanya bagi Allah apabila kita menyerahkan diri kita yang telah mati kepada-Nya. Allah menginginkan kita menjadi persembahan yang hidup, untuk memberi kepada-Nya segenap kekuatan hidup kita yang penuh gairah. Itulah persembahan yang berkenan kepada Allah.
Setiap dukungan Anda memberi pengaruh yang berarti. Mari dukung pelayanan kami.
Daftar untuk menerima renungan terbaik dari saya setiap hari. Email-email ini dapat berisi cerita, sumber-sumber, berita, dan kesempatan untuk menolong Anda bertumbuh lebih dekat dengan Tuhan setiap hari!
Lebih dari seabad lalu, Oswald Chambers membagikan isi hati Allah lewat pengajaran-pengajarannya yang tak lekang oleh waktu. Hikmat alkitabiah yang jujur dan mendalam masih menantang dan menguatkan para pembacanya hari ini.