Para Pengambil Bagian dalam Penderitaan-Nya

Jika Anda ingin dipakai Allah, Ia akan membawa Anda melalui banyak kesulitan dan meminta Anda untuk mengambil bagian dalam penderitaan Kristus. Pengalaman-pengalaman ini tidak dimaksudkan untuk memperkaya Anda atau memberi manfaat kepada Anda secara pribadi. Itu dimaksudkan untuk membuat Anda berguna di tangan Allah dan memampukan Anda memahami apa yang terjadi pada jiwa-jiwa yang lain, supaya Anda tidak dikejutkan oleh apa yang akan Anda temui. Jika Anda tidak bersedia menjalani semua pengalaman ini, Anda mungkin akan kerap mendapati diri Anda berkata, “Saya tidak tahan dengan orang itu.” Anda tidak boleh merasa seperti itu terhadap orang lain. Allah telah memberi kepada Anda cukup banyak kesempatan untuk datang ke hadapan-Nya dan meresapi hikmat-Nya mengenai orang lain.
Sepertinya tidak ada gunanya menghabiskan waktu meresapi hadirat-Nya dengan cara ini. Anda harus mencapai tempat di mana Anda dapat memahami bagaimana Ia berurusan dengan Anda. Ini hanya dapat diwujudkan dengan terhubung kepada Yesus Kristus dan mengambil bagian dalam penderitaan-Nya. Penderitaan-penderitaan Kristus bukanlah penderitaan yang terjadi di dalam kehidupan yang biasa. Ia menderita “karena kehendak Allah” (1 Petrus 4:19), bukan karena keinginan atau gengsi-Nya dilukai. Adalah bagian dari budaya kristiani mengetahui apa itu kehendak Allah, tetapi di dalam sejarah gereja, kecenderungannya adalah menghindar dari menyamakan diri dengan penderitaan Kristus. Banyak orang mencoba menggenapi kehendak Allah melalui jalan pintas. Cara Allah selalu merupakan “jalan yang panjang”, yaitu jalan penderitaan.
Apakah Anda mengambil bagian dalam penderitaan-penderitaan Kristus? Apakah Anda siap menerima ketika Allah menghapuskan semua ambisi pribadi Anda dan menghancurkan kegigihan Anda? Bukan berarti Anda akan tahu persis mengapa Allah membawa Anda ke sebuah jalan tertentu. Pada waktu itu terjadi, semuanya tidak pernah jelas; Anda sama sekali buta. Tiba-tiba Anda sampai di sebuah tempat yang cemerlang dan berkata, “Siapa sangka, Allah selalu ada di sana, tetapi saya tidak mengetahuinya!”