Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?
Kisah Para Rasul 26:14
Apakah kita bersikeras melayani Allah dengan cara kita, atau cara-Nya? Sebelum kita mengalami baptisan api (pengujian) dari Roh Kudus, kita akan selalu tergoda untuk mendahulukan ambisi dan kepentingan kita. Kita tidak akan paham bahwa kehendak diri dan kebebalan kita telah menyakiti Yesus, dan kekerasan hati kita untuk minta dihargai dan dibenarkan sebenarnya melukai Dia. Setiap kali kita bersikukuh mendahulukan hak kita dan memaksakan keinginan kita, kita sedang menganiaya Tuhan.
Saat menyadari apa yang telah kita lakukan, hati kita pun hancur. Kita sadar bahwa kita telah berdusta, dan menyadari bahwa setiap kali kita mengucapkan nama Tuhan di hadapan orang lain tetapi masih menyimpan keegoisan di hati kita, sesungguhnya kita sedang menganiaya Kristus. Kita mengkhotbahkan pengudusan sambil memperlihatkan perilaku seperti Iblis.
Apakah firman Allah sungguh hidup dan nyata di dalam diri saya ketika saya menyampaikannya kepada Anda? Ataukah hidup saya membuktikan bahwa semua yang saya katakan adalah dusta? Ini adalah pertanyaan yang harus kita ajukan kepada diri sendiri. Roh Yesus hanya mengenali satu hal: kesatuan yang sempurna dengan Allah Bapa. Semua yang kita lakukan haruslah dilandaskan pada kesatuan ini, bukan pada tekad yang penuh keangkuhan untuk “menjadi saleh.” Yesus berkata, “Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati” (Matius 11:29). Jika kita lemah lembut dan rendah hati, kita memang rentan untuk diperalat, ditolak, dan diabaikan orang. Namun, apabila kita rela diperlakukan sedemikian rupa demi Kristus, kita akan menghindarkan Yesus Kristus dari penganiayaan.
Setiap dukungan Anda memberi pengaruh yang berarti. Mari dukung pelayanan kami.
Daftar untuk menerima renungan terbaik dari saya setiap hari. Email-email ini dapat berisi cerita, sumber-sumber, berita, dan kesempatan untuk menolong Anda bertumbuh lebih dekat dengan Tuhan setiap hari!
Lebih dari seabad lalu, Oswald Chambers membagikan isi hati Allah lewat pengajaran-pengajarannya yang tak lekang oleh waktu. Hikmat alkitabiah yang jujur dan mendalam masih menantang dan menguatkan para pembacanya hari ini.