Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan.
Yesaya 45:22
Pikiran kita suka mengembara dan melayang-layang, mengkhawatirkan hari ini dan esok, dibuat bimbang oleh berbagai masalah dan pencobaan. Semua masalah ini sirna ketika kita berpaling kepada Allah. Namun, kita harus sungguh-sungguh berpaling kepada-Nya, yang berarti memusatkan perhatian sepenuhnya pada Yesus. Itulah inti pengajaran dari Khotbah di Bukit: kita harus menyempitkan semua kepentingan kita sampai sikap hati, tubuh, dan pikiran kita sepenuhnya terpusat pada Yesus Kristus (Matius 5–7).
Dengan berpaling kepada Allah, kita diselamatkan. Pikiran kita tentu dipenuhi dengan cerita dan bayangan mengenai orang-orang kudus dan pahlawan-pahlawan iman Kristen. Kita mungkin mengira bahwa kita harus meniru hidup mereka supaya kita dapat diselamatkan. Namun, tidak ada keselamatan yang dihasilkan dari meniru. Ini tidak cukup sederhana. “Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan,” Allah berfirman. Dia tidak mengatakan “dirimu akan diselamatkan” melainkan “dirimu diselamatkan”. Kita sering terlalu sibuk dan bersungut-sungut kepada Allah, padahal selama ini Dia selalu berkata, “Berpalinglah.”
Memusatkan perhatian kepada Allah adalah tantangan rohani yang besar. Kita lebih mudah melakukannya saat berada dalam kesulitan, saat kita begitu membutuhkan Dia, daripada saat segalanya tenang dan nyaman. Berkat-berkat Allah bisa mengisap kita dan menjauhkan kita kepada kesenangan yang mengalihkan perhatian kita. Jangan biarkan itu terjadi! Meski ada ribuan hal indah yang menarik perhatian kita, kita harus belajar mengabaikannya sambil terus memusatkan perhatian kepada Allah.
“Berpalinglah kepada-Ku,” kata Allah. Pada waktu kita memandang kepada-Nya, keselamatan pun terjadi.
Setiap dukungan Anda memberi pengaruh yang berarti. Mari dukung pelayanan kami.
Daftar untuk menerima renungan terbaik dari saya setiap hari. Email-email ini dapat berisi cerita, sumber-sumber, berita, dan kesempatan untuk menolong Anda bertumbuh lebih dekat dengan Tuhan setiap hari!
Lebih dari seabad lalu, Oswald Chambers membagikan isi hati Allah lewat pengajaran-pengajarannya yang tak lekang oleh waktu. Hikmat alkitabiah yang jujur dan mendalam masih menantang dan menguatkan para pembacanya hari ini.