Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi Tuhan.
Kejadian 12:8
Betel adalah lambang persekutuan dengan Allah; Ai adalah lambang dunia ini. Abraham memasang kemahnya di antara dua kota itu, dengan menyadari bahwa nilai pelayanannya bagi Allah di tengah masyarakat bergantung pada waktu-waktu persekutuan pribadinya yang mendalam bersama Dia.
Dua hal tadi—ibadah pribadi dan pelayanan di tengah masyarakat—berjalan selaras dalam kehidupan Abraham, seperti juga dalam kehidupan Kristus. Banyak dari kita mengira bahwa untuk dapat beribadah, kita harus meninggalkan kehidupan sehari-hari; lari dari Ai untuk masuk jauh ke dalam Betel, benteng sunyi tempat kita takkan diganggu oleh siapa pun.
Cara berpikir seperti itu dapat menjadi perangkap. Selalu ada waktu untuk beribadah, di mana pun kita berada atau apa pun yang kita lakukan. Kita tidak boleh tergesa-gesa. Alih-alih melompat ke sana kemari seperti katak rohani, dari bekerja lalu menanti, lalu beribadah, kita harus berupaya untuk hidup seperti Yesus: tidak terburu-buru dan selalu tekun; seluruh keberadaan dan tindakan-Nya adalah ibadah.
Ibadah berarti memberikan yang terbaik kepada Allah dengan apa yang sudah Dia berikan kepada Anda. Berhati-hatilah dengan apa yang Anda perbuat dengan hal terbaik yang Anda miliki. Jika Anda mencoba menyimpan berkat bagi diri sendiri, berkat itu akan membusuk secara rohani, seperti manna yang membusuk karena ditimbun oleh orang Israel (Keluaran 16). Persembahkan kembali berkat itu kepada Allah sebagai persembahan kasih, dalam sebuah tindakan ibadah yang sungguh-sungguh, maka Dia akan menjadikannya sebagai berkat bagi orang lain.
Setiap dukungan Anda memberi pengaruh yang berarti. Mari dukung pelayanan kami.
Daftar untuk menerima renungan terbaik dari saya setiap hari. Email-email ini dapat berisi cerita, sumber-sumber, berita, dan kesempatan untuk menolong Anda bertumbuh lebih dekat dengan Tuhan setiap hari!
Lebih dari seabad lalu, Oswald Chambers membagikan isi hati Allah lewat pengajaran-pengajarannya yang tak lekang oleh waktu. Hikmat alkitabiah yang jujur dan mendalam masih menantang dan menguatkan para pembacanya hari ini.