Seandainya Anda Tahu

Yesus memasuki kota Yerusalem dengan penuh kejayaan, tetapi ada ilah asing yang hadir di sana, yaitu kesombongan orang-orang Farisi. Mereka merasa saleh dan layak, tetapi Yesus mengetahui hati mereka: “Kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran” (Matius 23:27).
Hal apa yang membutakan mata saya pada masa kini? Apakah saya memiliki ilah asing—mungkin itu bukan suatu sosok yang mengerikan, melainkan pola pikir yang menguasai dan mengendalikan saya? Sudah lebih dari sekali Tuhan menghadapkan saya dengan ilah asing tersebut, tetapi alih-alih tunduk kepada Tuhan, saya justru lari dari-Nya. Sekarang saya masih dikuasai oleh ilah asing itu, sehingga masih tidak bisa melihat hal yang sesungguhnya dapat memberi saya kedamaian.
“Betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti.” Kata-kata ini menyiratkan kecaman; Allah menuntut kita bertanggung jawab atas apa yang tidak kita lihat. Alangkah mengenaskannya ketika Roh Allah seharusnya menguasai kita, tetapi yang terjadi justru kita semakin bersalah di mata-Nya.
“Sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.” Allah melihat langsung ke kedalaman hati kita, dan air mata Yesus mengikutinya. Inilah ungkapan dukacita yang memilukan karena apa yang seharusnya terjadi di masa lalu! Allah tidak pernah membuka kembali pintu yang telah tertutup. Dia membuka pintu-pintu lain, tetapi Dia mengingatkan kita bahwa ada banyak pintu yang telah kita tutup, yang tidak seharusnya ditutup.
Jangan takut bila Allah menghadirkan kembali masa lalu Anda. Biarlah kenangan itu muncul kembali. Itulah cara Allah melayani kita, dengan menghadirkan teguran dan penyesalan. Allah akan mengubah apa yang seharusnya terjadi di masa lalu menjadi sesuatu yang indah di masa mendatang.