Kehidupan yang Tersembunyi

Roh Allah memberi kesaksian tentang keselamatan yang sederhana tetapi kokoh dari kehidupan yang tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah. Topik ini terus menerus diangkat di dalam surat-surat penggembalaan dari para rasul. Kita berbicara seolah-olah menjalani kehidupan yang kudus adalah hal yang paling berbahaya, padahal sebenarnya itu hal yang paling aman.
Allah ada di dalam dan di balik kehidupan yang dikuduskan. Berusaha hidup tanpa Allah adalah hal yang berbahaya. Jika kita telah dilahirkan kembali, hidup dalam hubungan yang benar dengan Allah adalah hal yang paling mudah dilakukan dan melakukan hal yang salah adalah hal yang paling sulit. Yang perlu kita lakukan adalah mencamkan peringatan-peringatan-Nya dan berjalan dalam terang (1 Yohanes 1:7).
Bila kita merenungkan waktu kita dilepaskan dari dosa, dipenuhi dengan Roh-Nya dan berjalan dalam terang, kita membayangkan puncak sebuah gunung, yang tinggi dan indah—puncak yang begitu jauh dari kehidupan kita sehari-hari sehingga kita berpikir, “Saya tidak mungkin tinggal di sana!” Namun, ketika kita tiba di sana oleh anugerah Allah, kita mendapati bahwa itu sama sekali bukan sebuah puncak melainkan dataran luas dengan ruang yang cukup untuk hidup dan bertumbuh: “Kaulapangkan jalanku, dan kaki tidak goyah” (Mazmur 18:37).
Ketika Anda benar-benar melihat Yesus, saya menantang Anda untuk meragukan Dia. Ketika Ia menampakkan diri kepada Anda dan berkata, “Janganlah gelisah hatimu” (Yohanes 14:1), saya menantang Anda untuk menggelisahkan pikiran Anda. Anda mustahil merasa ragu ketika Ia hadir. Tiap kali Anda bersentuhan secara pribadi dengan Yesus, perkataan-Nya menjadi nyata.
“Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu” (ay. 27). Ini adalah damai sejahtera yang melingkupi kita seluruhnya—dari ubun-ubun sampai ujung kaki—sebuah kepercayaan yang tidak dapat ditindas. “Hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah” dan damai sejahtera Yesus Kristus yang tak terguncangkan dilimpahkan kepada Anda.