Kesabaran Iman

Kesabaran lebih dari sekadar bertahan. Hidup kita ada di tangan Allah seperti anak panah dan busur di tangan seorang pemanah. Allah menarget sesuatu yang tidak dapat kita lihat. Ia menarik dan merentangkan kita, tetapi tiap kali itu terjadi kita berkata, “Saya tidak tahan lagi.” Allah tidak peduli. Ia terus menarik busur sampai sasaran-Nya terlihat. Lalu, Ia melepaskan anak panah itu.
“Ia hendak membunuh aku . . . Namun, aku hendak membela perilakuku di hadapan-Nya” (Ayub 13:15). Percayakan diri Anda ke tangan Allah. Peliharalah hubungan Anda dengan Yesus Kristus melalui kesabaran iman. Iman bukan sebuah sentimen yang menyedihkan tetapi keyakinan yang kuat di atas fakta bahwa Allah adalah kasih yang kudus. Itu sebuah usaha yang heroik di dalam hidup Anda. Ketenangan pikiran berasal dari keteguhan pada kebenaran kekal bahwa Allah adalah kasih yang kudus.
Adakah sesuatu yang untuknya Anda memerlukan kesabaran saat ini? Mungkin Anda tidak dapat melihat Allah, tidak dapat memahami apa yang sedang Ia lakukan. Namun, Anda mengenal-Nya. Allah telah menyerahkan segala sesuatu kepada Yesus Kristus untuk menyelamatkan Anda. Sekarang Ia ingin agar Anda menyerahkan segala sesuatu untuk Dia. Ia ingin Anda berlari menelantarkan diri secara ceroboh kepada-Nya.
Ada bagian-bagian diri kita yang belum dicapai oleh iman yang menelantarkan diri ini, yaitu tempat-tempat yang belum tersentuh oleh kehidupan Allah. Tempat-tempat demikian tidak ditemukan di dalam kehidupan Yesus, dan seharusnya juga tidak di dalam hidup kita. “Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau” (Yohanes 17:3). Arti sesungguhnya dari hidup yang kekal adalah sebuah kehidupan yang dapat menghadapi segala sesuatu tanpa gentar. Jika kita menerima pandangan ini, hidup menjadi sebuah romansa yang agung, yaitu kesempatan untuk melihat hal-hal ajaib di setiap waktu. Allah sedang mendisiplin kita untuk membawa kita kepada kuasa yang sentral ini.