Kesendirian Allah Bersama Kita

Ketika Allah membuat kita menyendiri, baik melalui penyakit, patah hati, kekecewaan, penderitaan, godaan, atau cinta yang bertepuk sebelah tangan, ketika Dia membuat kita benar-benar sendirian, dan kita merasa sangat kebingungan sehingga kita tidak dapat mengajukan satu pertanyaan pun kepada-Nya, pada saat itulah Dia mulai mengajar kita.
Sering kali kita tidak sendirian bersama Allah dengan cara demikian. Itu sebabnya, Dia harus menghadirkan sebuah krisis. Kita menjalani hati-hari kehidupan kita dengan pikiran yang teralihkan oleh kekhawatiran-kekhawatiran kecil tentang pekerjaan kita, kesehatan kita, atau apa yang dilakukan orang lain. Yesus tidak dapat mengajari kita apa pun sampai kita belajar menenangkan pikiran kita dan berhenti mengurusi orang lain. Jika saya berjalan bersama-Nya, satu-satunya yang Dia ingin saya lihat dengan jelas adalah bagaimana Dia berurusan dengan jiwa saya. Kita mengira bahwa kita memahami keadaan orang lain sampai Allah menunjukkan kepada kita isi hati kita, dan kita melihat segala kebebalan dan kebodohan di dalam diri kita yang tidak kita sadari. Hanya Roh Kudus yang dapat menjangkau diri kita sejauh itu.
Jika sekarang Anda telah dibawa Allah untuk menyendiri bersama-Nya, jika Anda merasa terisolasi dan bingung, berpalinglah kepada Roh Kudus yang telah Dia tempatkan dalam diri Anda. Hanya karya Roh Kudus yang membuat kita menyendiri bersama Allah; dan Roh Kudus memang hadir untuk membimbing dan mengajar kita. “Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu” (Yohanes 14:26). Ingatlah bahwa Allah tidak meninggalkan Anda sendirian; Dia hanya membawa Anda untuk menyendiri bersama-Nya. Pergilah bersama Allah ke tempat yang sunyi, maka Roh-Nya akan mengajarkan kepada Anda semua yang perlu Anda ketahui.