Kunci bagi Misionaris

Dasar dari pekerjaan misionaris adalah otoritas Yesus Kristus, bukan kebutuhan orang-orang yang belum selamat. Kita cenderung memandang Tuhan kita sebagai Pribadi yang akan mendampingi kita dalam mewujudkan proyek-proyek kita. Yesus Kristus menempatkan diri-Nya sebagai otoritas yang berdaulat mutlak atas murid-murid-Nya. Ia tidak berkata bahwa keselamatan orang lain bergantung pada kita, atau bahwa jika kita tidak memberitakan Injil, orang-orang yang belum selamat akan terhilang. Ia hanya berkata kepada kita, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku.” Itu berarti, “Sampaikanlah penyingkapan akan kedaulatan-Ku! Ajarkan dan khotbahkan pengalaman yang hidup bersama-Ku.”
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat” (Matius 11:28). Sebelum saya pergi, saya harus belajar untuk datang. Jika saya ingin mengenal kedaulatan Kristus yang universal, pertama-tama saya harus mengenal Dia. Saya harus tahu cara menyendiri bersama Dia. Saya harus mengambil waktu untuk menyembah Pribadi yang nama-Nya saya sandang.
Apakah saya merasa letih dan berbeban berat, seperti yang dialami oleh banyak misionaris? Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku.” Kita membuat kata-kata ini menjadi catatan kaki padahal itu seharusnya adalah bagian utama dari teks. Itu adalah perkataan dari sang Raja dunia, yaitu perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya.
“Karena itu, pergilah.” Kata “pergi” berarti “hidup”. Gambaran tentang cara untuk pergi ditemukan di dalam Kisah Para Rasul 1:8; “Kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku”. Hidup yang menyatakan kesaksian tentang Yesus berarti kita memenuhi misi sebagai murid-Nya. Ia akan mengatur kepergian Anda.
“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu” (Yohanes 15:7). Ini adalah gambaran tentang cara untuk terus pergi di dalam kehidupan pribadi Anda. Anda tidak perlu memikirkan di mana Allah akan menempatkan Anda. Ia merekayasa kepergian Anda bila Anda teguh di dalam-Nya. Itulah cara untuk terus pergi sampai Anda benar-benar pergi dari dunia ini.