Buatlah Kebiasaan Tidak Memiliki Kebiasaan

Ketika kita mulai membangun sebuah kebiasaan, kita sangat menyadari apa yang sedang kita lakukan. Jika kita mengembangkan kebiasaan bersabar dan saleh, kita mungkin secara sadar berpikir, “Lihatlah betapa sabar dan salehnya saya!” Kesadaran semacam ini adalah tahap yang harus kita lalui. Jika kita terjebak di dalamnya, kita akan menjadi orang yang sok secara rohani.
Kehidupan rohani kita senantiasa memanggil kita untuk melihat ke dalam diri sendiri. Bila kita melakukannya, kita akan melihat beberapa kualitas yang belum kita miliki. Ilah kita mungkin adalah kebiasaan kristiani kecil kita—berdoa sebelum tidur atau membaca Alkitab di pagi hari. “Saya tidak dapat melakukannya saat ini; ini adalah jam saya bersama Allah”, kata Anda. Tidak; itu adalah jam kebiasaan Anda. Perhatikan bagaimana Bapa akan mengganggu waktu-waktu tersebut jika Anda mulai menyembah kebiasaan itu daripada menyembah Dia. Jika itu terjadi di dalam hidup Anda, sadari bahwa ada kualitas yang hilang dari Anda, dan carilah kesempatan untuk memperbaikinya.
Hal yang tepat untuk dilakukan terhadap kebiasaan adalah melepaskannya dalam kehidupan Tuhan, sampai setiap kebiasaan itu menjadi begitu otomatis sehingga kita tidak menyadarinya sama sekali. Pada akhirnya, hubungan di antara jiwa kita dan Kristus seharusnya sederhana; itu didasarkan pada kasih. Kasih berarti tidak ada kebiasaan yang dapat dideteksi. Anda telah tiba pada titik di mana kebiasaan itu lenyap dalam kenikmatan pengabdian yang tidak disadari. Jika Anda berlaku kudus secara sadar, ada hal-hal tertentu yang Anda pikir tidak dapat Anda lakukan, tempat-tempat tertentu yang Anda pikir tidak dapat Anda capai. Kehidupan supranatural satu-satunya adalah kehidupan yang dijalani oleh Tuhan Yesus, dan Ia ada bersama Allah di mana pun.
Di manakah Anda tidak merasa kerasan bersama Allah? Biarlah Allah menembus tempat itu sampai Anda menemukannya, dan hidup Anda akan menjadi seperti seorang anak yang sederhana.