Oleh Kuasa Roh Allah

Ketika Anda berkhotbah, jangan pernah menggantikan kepercayaan kepada kuasa Injil dengan pengalaman keselamatan atau pengudusan Anda. Jika Anda melakukannya, Anda akan menjadi sebuah penghalang, yang menghalangi akses orang lain kepada kenyataan rohani. Jika Anda membagikan pengetahuan Anda tentang jalan keselamatan, Anda harus memastikan bahwa Anda tetap berakar pada iman kepada Allah. Jangan pernah mengandalkan keahlian-keahlian retorika Anda. Jangan mencoba berkhotbah “dengan hikmat yang meyakinkan”. Sebaliknya, andalkanlah Roh Kudus dan kepastian akan kuasa Allah yang menebus. Bila Anda melakukannya, Ia akan menciptakan kehidupan-Nya di dalam jiwa-jiwa yang kepadanya Anda berkhotbah.
Setelah Anda berakar di dalam kenyataan, tidak ada yang dapat mengguncangkan Anda. Jika iman Anda berakar hanya pada pengalaman-pengalaman Anda, apa pun yang terjadi mungkin dapat mengganggunya. Namun, tidak ada yang dapat mengganggu Allah atau kenyataan penebusan yang mahakuasa. Landaskanlah iman Anda pada penebusan, maka Anda akan aman di dalam kekekalan seperti Allah. Jalinlah hubungan pribadi dengan Yesus Kristus, maka Anda tidak akan pernah goyah. Inilah artinya dikuduskan.
Allah tidak menyetujui pengalaman-pengalaman kita bila kita mulai melihatnya sebagai tujuan itu sendiri. Pengudusan bukan sekadar pengalaman; pengudusan itu sendiri harus dikuduskan. Yesus tidak memiliki pengalaman dikuduskan; Ia menjalani kehidupan yang kudus dan berdoa agar murid-murid-Nya melakukan hal yang sama. “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia. Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran” (Yohanes 17:18-19). Setelah saya memiliki pengalaman pengudusan, saya harus memberi hidup saya yang telah dikuduskan itu kepada Allah untuk melayani Dia supaya Ia dapat memakai saya sebagai tangan dan kaki-Nya.