Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat.
Amsal 29:18
Ada sebuah perbedaan besar antara gagasan ideal dengan visi. Gagasan ideal tidak memiliki inspirasi moral, tetapi visi memilikinya. Orang yang menyerahkan diri kepada gagasan-gagasan yang ideal jarang melakukan apa pun. Orang yang memiliki visi terus menerus mendapat ilham untuk naik tanpa batas.
Ah, tetapi jangkauan seseorang seharusnya melampaui genggamannya,
kalau tidak, untuk apa surga itu?
—Robert Browning
Sebuah gagasan ideal tentang Allah dapat dipakai untuk membenarkan tindakan mengabaikan tugas. Yunus berpendapat bahwa karena Allah itu adil dan berbelas kasihan, segalanya akan baik-bak saja, tidak peduli apa pun yang ia lakukan (Yunus 4). Pendapat Yunus tentang Allah itu benar—Allah itu adil dan berbelas kasihan—tetapi ini adalah pemikiran yang menghentikannya dari melakukan tugasnya.
Jika kita memiliki visi dari Allah, kita akan menjalani hidup penuh kebajikan, sebab visi itu membawa serta insentif moral. Di sisi lain, gagasan-gagasan ideal dapat menyeret kita kepada reruntuhan dengan menyebabkan kita kehilangan pandangan akan Allah. Ketika kita kehilangan pandangan akan Allah, kita menjadi ceroboh. Kita berhenti mengendalikan diri, berhenti berdoa, dan tidak lagi mencari Allah dalam hal-hal kecil. Jika kita memakan tangan kita sendiri—melakukan segala sesuatu berdasarkan inisiatif pribadi dan tidak mengharapkan Allah ikut campur—kita telah kehilangan visi dan hidup kita merosot.
Apakah sikap Anda hari ini berasal dari visi Allah? Apakah Anda mengharapkan Dia melakukan hal-hal yang lebih besar daripada yang pernah Ia lakukan? Adakah kesegaran dan energi dalam wawasan rohani Anda? Periksalah diri Anda secara rohani dan lihatlah apakah Anda memiliki visi atau sekadar gagasan yang ideal.
Setiap dukungan Anda memberi pengaruh yang berarti. Mari dukung pelayanan kami.
Daftar untuk menerima renungan terbaik dari saya setiap hari. Email-email ini dapat berisi cerita, sumber-sumber, berita, dan kesempatan untuk menolong Anda bertumbuh lebih dekat dengan Tuhan setiap hari!
Lebih dari seabad lalu, Oswald Chambers membagikan isi hati Allah lewat pengajaran-pengajarannya yang tak lekang oleh waktu. Hikmat alkitabiah yang jujur dan mendalam masih menantang dan menguatkan para pembacanya hari ini.