Penghakiman melalui Kasih

Murid Kristen tidak boleh lupa bahwa keselamatan adalah gagasan Allah, bukan manusia. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah kita harap dapat kita pahami. Keselamatan bukanlah pengalaman. Pengalaman hanyalah gerbang yang melaluinya kita menyadari keselamatan kita. Jangan pernah mengkhotbahkan pengalaman; khotbahkanlah gagasan Allah yang agung.
Ketika kita berkhotbah, kita sedang memberitakan bagaimana manusia dapat diselamatkan dari neraka dan dijadikan bermoral dan suci. Kita menyampaikan kabar baik tentang Allah. Peran kita sebagai pengkhotbah adalah menyajikan kebenaran-Nya, bukan bersimpati. Kita tidak boleh bersimpati terhadap seseorang yang merasa sulit untuk sampai kepada Allah. Allah tidak boleh disalahkan. Bukanlah tugas kita menemukan alasan atas kesulitan tersebut. Kita sekadar menyampaikan kebenaran-Nya supaya Roh Kudus dapat menunjukkan apa yang salah. Tolok ukur khotbah adalah itu membawa semua yang mendengarnya kepada penghakiman di dalam Roh. Roh Kudus menyingkapkan setiap jiwa.
Di dalam ajaran-ajaran Yesus Kristus, unsur penghakiman selalu ditemukan. Penghakiman Allah adalah tanda kasih-Nya, yaitu belas kasihan yang memisahkan yang benar dari yang salah. Jika keselamatan dari Yesus Kristus aktif dan hidup di dalam kita, itu selalu berbentuk penghakiman, yang menghasilkan pemahaman akan keadilan Allah, sekalipun melalui pernyataan-pernyataan yang paling keras.
Apakah Anda merasa bahwa tuntutan-tuntutan dari Yesus itu berat? Seandainya Tuhan pernah memberi perintah tetapi tidak memampukan kita untuk melakukannya, Ia adalah pendusta. Ketika kita membuat ketidakmampuan kita menjadi penghalang terhadap ketaatan kita, kita sedang memberitahu Allah bahwa ada sesuatu yang belum Ia pertimbangkan. Kita tidak dapat melakukan apa pun dengan kemampuan kita sendiri. Kita harus mengizinkan kuasa Allah melenyapkan setiap kecenderungan mengandalkan diri sendiri. Kelemahan dan kebergantungan kita akan mengizinkan Roh Allah menyatakan kuasa-Nya.