Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?”
Yohanes 21:15
Tidak ada dosa yang menusuk hati kita sedalam pertanyaan yang diajukan Yesus kepada Simon Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dosa menumpulkan perasaan, tetapi firman Allah meningkatkan kepekaan. Ketika Yesus bertanya apakah kita mengasihi Dia, perasaan-perasaan yang ditimbulkan pertanyaan itu begitu kuat hingga terasa pedih. Sungguhkah kita mengasihi Dia? Ataukah kita hanya menipu diri sendiri?
Mustahil kita melewatkan begitu saja pertanyaan Yesus tersebut. Kasih Petrus yang mula-mula untuk Yesus bersifat temperamental, diakui sambil lalu dengan mengikuti suasana hatinya. Ia mengasihi Yesus hanya pada tataran alami, seperti umumnya seseorang mengasihi orang lain yang baik hati. Dibutuhkan pertanyaan Yesus yang menusuk hati untuk menyadarkan Petrus bahwa kasih sejati tidak hanya soal pengakuan, tetapi harus menembus langsung kepada inti kepribadian kita, sehingga itu tidak hanya mengarahkan perkataan kita, tetapi juga segala sesuatu yang kita lakukan.
Jika kita tidak merasakan kepedihan akibat menipu diri sendiri, firman Allah tidak akan mengubahkan kita. Firman-Nya tajam, “lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum” (Ibrani 4:12). Pertanyaan Yesus membongkar segala khayalan kita, menembus kepribadian kita yang egois hingga ke pusat keberadaan kita—sungguh tindakan yang begitu menyakitkan. Namun, dilukai oleh Yesus seperti ini adalah kepedihan terindah yang dapat kita alami. Kepedihan tersebut mengoyakkan setiap khayalan dan keraguan, setiap kecemasan dan pikiran yang egois.
Ketika Tuhan mengirimkan kepedihan yang ditimbulkan firman-Nya pada diri anak-anak-Nya, rasa sakitnya tidak tertahankan. Namun, tujuan dari kepedihan itu adalah untuk menyingkapkan sesuatu yang agung, yaitu perasaan kita yang sesungguhnya terhadap Tuhan. Petrus berkata, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau” (Yohanes 21:17).
Setiap dukungan Anda memberi pengaruh yang berarti. Mari dukung pelayanan kami.
Daftar untuk menerima renungan terbaik dari saya setiap hari. Email-email ini dapat berisi cerita, sumber-sumber, berita, dan kesempatan untuk menolong Anda bertumbuh lebih dekat dengan Tuhan setiap hari!
Lebih dari seabad lalu, Oswald Chambers membagikan isi hati Allah lewat pengajaran-pengajarannya yang tak lekang oleh waktu. Hikmat alkitabiah yang jujur dan mendalam masih menantang dan menguatkan para pembacanya hari ini.