Pilihan Doa dan Konflik Doa

Yesus tidak berkata, “Mimpikanlah Bapamu.” Ia berkata, “Berdoalah kepada Bapamu.” Doa adalah suatu upaya kehendak. Hal yang paling sulit dilakukan setelah kita masuk ke dalam kamar dan menutup pintu adalah berdoa. Kita bergumul untuk memusatkan pikiran kita. Kita bergumul untuk menundukkan pikiran kita yang melayang-layang. Pertempuran besar dalam doa pribadi adalah menaklukkan kegemaran bermimpi di siang bolong tanpa arah. Kita harus mendisiplin pikiran kita dan belajar berkonsentrasi dalam doa dengan segenap kehendak.
Kita berhati-hati dalam memilih tempat yang khusus untuk berdoa, tetapi ketika kita tiba di sana, wabah lalat muncul. Pikiran-pikiran menyangkut segala sesuatu yang harus kita lakukan segera mengerumuni pikiran kita. Yesus berkata, “Tutuplah pintu.” Untuk memasuki kesunyian rahasia itu kita harus menutup pintu perasaan dan kecemasan dan membuka pintu bagi Allah. Ia melihat kita di tempat yang tersembunyi. Ia tidak melihat kita seperti orang lain melihat kita, atau seperti kita melihat diri kita sendiri. Bila kita hidup di tempat yang tersembunyi, mustahil bagi kita untuk meragukan Dia. Kita menjadi lebih yakin akan Dia daripada semua hal lain.
Yesus berkata bahwa Bapa ada di tempat yang tersembunyi, dan Ia “melihat yang tersembunyi.” Anda dapat memasuki tempat tersembunyi itu di mana pun Anda berada. Bahkan di tengah-tengah kesibukan Anda sehari-hari, Anda selalu dapat menemukan Allah. Bangunlah kebiasaan pergi kepada-Nya dalam segala sesuatu dan belajarlah memulai setiap hari di dalam hadirat-Nya. Kecuali Anda membuka pintu pikiran Anda lebar-lebar dan membiarkan Allah masuk segera setelah Anda bangun, Anda akan bekerja dalam tingkatan yang salah sepanjang hari. Namun, jika segera setelah cahaya menyingsing, Anda membuka pintu dan berdoa kepada Bapa di tempat yang tersembunyi, semua yang Anda lakukan di tempat terbuka sepanjang hari itu akan memiliki bekas tanda hadirat-Nya.