Sudut Pandang

Bagi para pekerja Allah, sudut pandang yang harus kita pertahankan bukanlah sudut pandang mendekati yang tertinggi, melainkan sudut pandang yang tertinggi—sudut pandang Allah sendiri. Menurut Paulus, sudut pandang Allah adalah kita ada di sini untuk satu tujuan khusus, yaitu dipimpin “di jalan kemenangan-Nya”.
Pastikan Anda mempertahankan sudut pandang Allah dengan gigih setiap hari dan setiap saat. Jangan memikirkan hal yang terbatas. Sudut pandang Allah tak terbatas dan tak dapat dilanggar. Tidak ada kuasa dari luar dapat menyentuhnya. Betapa kecilnya sudut pandang-sudut pandang yang lain dibandingkan dengan sudut pandang Allah. Sudut pandang yang lain selalu menempatkan hal yang salah di pusatnya. Kita mungkin berkata, “Saya berdiri sendiri, berperang demi Yesus,” atau “Saya harus mempertahankan kepentingan Kristus dan menjaga benteng ini demi Dia.” Paulus tahu siapa yang harus didahulukan. Ia berkata bahwa ia berada di dalam barisan arak-arakan seorang penakluk, dan ia tidak peduli apa pun kesulitan yang muncul. Ia tahu bahwa Ia selalu dipimpin untuk menang.
Apakah ini gagasan yang secara praktis berlaku di dalam kehidupan Anda? Rahasia dari sukacita rahasia Paulus adalah Allah membawanya—pemberontak yang tertangkap basah melawan Yesus Kristus—dan mengubahnya menjadi tawanan. Setelah Paulus menjadi milik Allah, Ia tidak memiliki kepentingan lain; Ia ada di dunia untuk satu hal saja.
Adalah hal yang memalukan bila seorang Kristen berbicara tentang meraih kemenangan. Kita harus menjadi kepunyaan sang Pemenang sepenuhnya sehingga kita tahu bahwa setiap saat adalah kemenangan-Nya dan melalui Dia kita menjadi “lebih dari pemenang” (Roma 8:37). Setelah mengetahui hal ini, kita menjadi sebuah penyegaran yang indah bagi Allah, yang menyenangkan Dia ke mana pun kita pergi.