“Sekarang, kita pergi ke Yerusalem.”
Lukas 18:31
Di dalam kehidupan Tuhan kita, Yerusalem adalah tempat di mana Ia mewujudkan puncak dari kehendak Bapa-Nya. “Sebab, Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku melainkan kehendak Dia yang telah mengutus Aku” (Yohanes 6:38). Melakukan kehendak Bapa-Nya adalah tujuan hidup yang memaksa di sepanjang kehidupan Tuhan kita. Tidak ada hal yang Ia temui di sepanjang hidup-Nya—sukacita, kesedihan, kesuksesan atau kegagalan—dapat mencegah-Nya dari mewujudkannya. “Ia mengambil keputusan untuk pergi ke Yerusalem” (Lukas 9:51).
Hal besar yang harus diingat adalah kita pergi ke Yerusalem untuk menggenapi rencana Allah, bukan kita. Di dalam kehidupan duniawi kita, ambisi-ambisi pribadi adalah milik kita. Di dalam kehidupan kristiani, kita tidak memiliki tujuan pribadi. Kita biasa mendengar orang-orang berbicara tentang keputusan mengikut Yesus Kristus dan kegigihan mereka menjadi orang Kristen. Di dalam Perjanjian Baru, penekanannya adalah keputusan Allah: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” (Yohanes 15:16). Kita tidak memiliki kepekaan akan keputusan Allah; kita dibawa masuk ke dalam rencana-Nya tanpa menyadarinya sama sekali. Kita juga tidak dapat membayangkan apa yang menjadi sasaran-Nya. Ketika kita menjalani kehidupan bersama Dia, pemahaman kita akan tujuan-Nya menjadi makin samar.
Tujuan Allah sepertinya meleset karena mata kita terlalu kabur untuk melihat sasaran-Nya. Di awal kehidupan kita sebagai orang Kristen, kita memiliki pemikiran pribadi menyangkut rencana Allah. Kita berpikir, “Allah memanggil saya untuk melakukan tugas khusus”, dan kita melakukannya. Namun, tugas tersebut tidak memuaskan perasaan dipaksa oleh rencana-Nya yang lebih besar.
“Yesus memanggil kedua belas rasul” (Lukas 18:31). Ia selalu memanggil kita untuk melakukan rencana-Nya. Ada hal lain menyangkut rencana-Nya selain dari yang telah kita pahami.
Setiap dukungan Anda memberi pengaruh yang berarti. Mari dukung pelayanan kami.
Daftar untuk menerima renungan terbaik dari saya setiap hari. Email-email ini dapat berisi cerita, sumber-sumber, berita, dan kesempatan untuk menolong Anda bertumbuh lebih dekat dengan Tuhan setiap hari!
Lebih dari seabad lalu, Oswald Chambers membagikan isi hati Allah lewat pengajaran-pengajarannya yang tak lekang oleh waktu. Hikmat alkitabiah yang jujur dan mendalam masih menantang dan menguatkan para pembacanya hari ini.