Berkatalah Abram kepada Lot, “Janganlah kiranya ada pertengkaran antara aku dan engkau . . . Jika engkau ke kiri, aku ke kanan; jika engkau ke kanan, aku ke kiri.”
Kejadian 13:8-9
Segera setelah Anda mulai menjalani kehidupan iman di dalam Allah, kemungkinan-kemungkinan yang kaya dan menarik terbuka di hadapan Anda. Semua itu adalah hak Anda. Namun, jika Anda menjalani hidup beriman, Anda akan memakai hak Anda untuk menanggalkan hak-hak Anda. Anda akan membiarkan Allah memilih bagi Anda.
Di dalam Kejadian 13, Abraham menolak memilih lahan yang diinginkan meskipun memilih hal itu sepertinya adalah hal terbijak untuk dilakukan. Meskipun Abraham berhak memilih, meskipun orang-orang menganggapnya bodoh karena tidak memilih, Abraham membiarkan Allah memutuskan.
Allah kadang mengizinkan Anda diuji dengan cara yang menuntut Anda mengorbankan kesejahteraan Anda. Terkadang sepertinya Anda berhak memikirkan diri Anda sendiri dan mendahulukan kepentingan-kepentingan Anda. Namun, jika Anda menjalani hidup beriman, Anda akan dengan sukacita menanggalkan hak Anda dan mengizinkan Allah mengarahkan jalan hidup Anda. Inilah disiplin yang dengannya hal yang alami diubah menjadi rohani melalui ketaatan kepada suara Allah.
Tiap kali kita mengizinkan hak dan fasilitas menuntun kita, kita menumpulkan wawasan rohani kita. Musuh terbesar hidup beriman kepada Allah bukanlah dosa, melainkan kebaikan yang tidak cukup baik. “Baik” selalu adalah musuh dari “yang terbaik”.
Banyak dari kita gagal mengalami kemajuan rohani karena kita lebih suka memilih apa yang sepertinya benar daripada bersandar pada Allah untuk mengambil pilihan bagi kita. Kita harus belajar berjalan menurut standar yang tetap memandang kepada Allah: “Hiduplah di hadapan-Ku” (Kejadian 17:1).
Setiap dukungan Anda memberi pengaruh yang berarti. Mari dukung pelayanan kami.
Daftar untuk menerima renungan terbaik dari saya setiap hari. Email-email ini dapat berisi cerita, sumber-sumber, berita, dan kesempatan untuk menolong Anda bertumbuh lebih dekat dengan Tuhan setiap hari!
Lebih dari seabad lalu, Oswald Chambers membagikan isi hati Allah lewat pengajaran-pengajarannya yang tak lekang oleh waktu. Hikmat alkitabiah yang jujur dan mendalam masih menantang dan menguatkan para pembacanya hari ini.