Visi melalui Kesucian Diri

Kesucian tidak sama dengan keadaan tanpa dosa, tetapi lebih dari itu. Kesucian adalah hasil dari kedekatan rohani yang terus-menerus dijaga dengan Allah. Kita harus bertumbuh dalam kesucian. Kehidupan pribadi kita bersama Allah mungkin sehat, dan kesucian batin kita bisa jadi tidak bercela, tetapi terkadang kehidupan jasmani yang kita jalani dapat ternoda.
Allah tidak melindungi kita dari kemungkinan tersebut. Jika kita menyimpang dalam langkah atau perbuatan kita, kita menyadari betapa pentingnya kesucian jasmani untuk menjaga visi kita terhadap Allah. Pemahaman rohani kita menjadi kabur begitu kita menyimpang dalam kehidupan jasmani kita. Ketika kita menyadari bahwa perilaku yang kita tunjukkan dalam kehidupan kita bersama Allah rusak sedikit saja, kita harus segera mengabaikan hal-hal lainnya untuk memperbaikinya. Ruang batin dan ruang jasmani kita harus selaras dengan sempurna.
Allah memang menyucikan kita oleh karya anugerah-Nya yang berdaulat. Akan tetapi, masih ada hal lain yang harus kita awasi dengan saksama, yaitu kehidupan jasmani kita. Kehidupan jasmani kita membawa kita bertemu dengan orang lain dan melihat berbagai sudut pandang yang berbeda. Jika kita tidak waspada, pengaruh-pengaruh dari luar ini dapat menodai kesucian kita. Jika kita hendak memelihara kedekatan pribadi dengan Yesus, ada hal-hal yang seharusnya tidak kita lakukan, sentuh, atau pikirkan, bahkan segala sesuatu yang sepertinya wajar dan tidak masalah bagi orang lain. Satu cara praktis untuk menjaga kesucian diri di dalam hubungan Anda dengan orang lain adalah dengan berkata kepada diri sendiri, “Pria itu, wanita itu, sempurna di dalam Kristus Yesus! Temanku itu, kerabatku itu, sempurna di dalam Kristus Yesus!”
Ingatlah bahwa visi rohani kita bergantung pada karakter kita. “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”