Bertindak Menurut Kebenaran-Nya

Adalah hal yang mendasar bagi kita, pelayan-pelayan Injil, untuk memberi kesempatan kepada orang-orang agar mereka bertindak sesuai dengan kebenaran Allah. Kita mungkin berharap kita bisa mengambil tindakan mewakili mereka, tetapi tidak ada manusia yang dapat mengambil tindakan bagi manusia lain. Tugas kita adalah memberitakan Injil—berita yang dapat dan harus menghasilkan tindakan. Namun, tanggung jawab yang tertinggi harus diserahkan kepada setiap individu. Menolak bertindak membuat seseorang tetap tinggal di tempat dia berada sebelumnya. Namun, bila ia bertindak, ia tidak pernah menjadi orang yang sama.
Bertindak menurut kebenaran Allah mungkin tampak seperti kebodohan di mata dunia. Karena itu, banyak orang yang telah disadarkan oleh Roh Kudus menolak mengambil tindakan. Namun, pada waktu saya bertindak, saya menjadi shidup; hal-hal yang lain menjadi sekadar hadir di dunia. Masa-masa ketika saya benar-benar hidup adalah masa-masa ketika saya mengambil tindakan dengan segenap kehendak saya.
Jangan pernah izinkan kebenaran Allah yang ditanamkan di dalam jiwa Anda berlalu begitu saja tanpa Anda mengambil tindakan atasnya—tidak harus secara jasmani, bisa juga di dalam kehendak Anda. Catatlah tindakan itu dengan tinta atau darah Anda. Orang kudus yang paling lemah mengalami kebebasan setelah ia bertindak. Dalam sekejap segala kuasa Allah yang mahakuasa berpihak padanya.
Sering kali kita mundur dari bertindak menurut kebenaran Allah. Kita tiba pada kebenaran itu, mengakui bahwa kita salah, lalu kembali melakukannya. Kita melakukan hal ini berulang-ulang, sampai kita menyadari bahwa kita tidak perlu datang kembali. Kita harus berurusan dengan Tuhan sesuai dengan kebenaran yang telah Ia tunjukkan kepada kita, apa pun itu. Ketika Ia menyuruh kita “Datanglah kemari”, maksud-Nya adalah “Berurusanlah dengan-Ku!”
“Mendekatlah kepada Allah.” Hal terakhir yang akan kita lakukan adalah datang kepada Allah. Namun, semua orang yang benar-benar datang tahu bahwa pada waktu mereka datang, kehidupan supranatural dari Allah menyergap mereka. Kuasa dunia, kedagingan, dan Iblis segera menjadi lumpuh, bukan karena mereka datang, melainkan karena tindakan itu telah mengaitkan mereka dengan Allah dan kuasa-Nya yang menebus.