Mereka berdiri jauh-jauh. Mereka berkata kepada Musa: “Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati.”
Keluaran 20:18-19
Adakalanya kita tidak taat kepada Allah tanpa menyadarinya; kita lalai untuk mengindahkan-Nya. Allah telah memberikan peritnah-perintah-Nya kepada kita: tertulis dalam Kitab Suci, bersama dengan arahan yang jelas bahwa kita harus menaatinya. “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15). Meski begitu, kita tetap saja berpaling dari-Nya. Kita tidak melakukannya karena ketidaktaan yang disengaja, tetapi karena kita tidak mengasihi dan menghormati Allah.
“Engkaulah berbicara dengan kami,” kata bangsa Israel kepada Musa. “Janganlah Allah berbicara dengan kami.” Kita memperlihatkan betapa kita tidak mengasihi Allah ketika kita lebih suka mendengarkan hamba-hamba-Nya saja. Kita mau mendengarkan kesaksian pribadi mereka, tetapi kita tidak mau mendengarkan Allah itu sendiri. Mengapa kita begitu takut mendengar Allah berbicara langsung kepada kita? Karena kita tahu, bahwa ketika Allah melakukannya, kita akan dihadapkan pada pilihan: taat atau tidak taat. Namun, jika hanya suara hamba-Nya yang kita dengar, kita merasa bebas untuk mengabaikannya. Kita menanggapi dengan berkata, “Itu hanya pendapatmu, meski saya tidak menyangkal apa yang engkau katakan itu bisa jadi kebenaran Allah.”
Apakah saya merendahkan Allah dengan mengabaikan-Nya selama ini, padahal Dia telah memperlakukan saya sebagai anak-Nya? Ketika pada akhirnya saya mau mendengarkan-Nya, rasa malu yang sudah saya timpakan kepada-Nya akan berbalik kepada saya, dan sukacita saya karena telah mendengarkan Dia dinodai oleh rasa malu karena sikap saya yang telah membungkam-Nya begitu lama.
Setiap dukungan Anda memberi pengaruh yang berarti. Mari dukung pelayanan kami.
Daftar untuk menerima renungan terbaik dari saya setiap hari. Email-email ini dapat berisi cerita, sumber-sumber, berita, dan kesempatan untuk menolong Anda bertumbuh lebih dekat dengan Tuhan setiap hari!
Lebih dari seabad lalu, Oswald Chambers membagikan isi hati Allah lewat pengajaran-pengajarannya yang tak lekang oleh waktu. Hikmat alkitabiah yang jujur dan mendalam masih menantang dan menguatkan para pembacanya hari ini.